Spanopro-tm dari nanospan untuk aac/alc yang lebih kompetitif
G-Bio Pesicide, Pestisida Hayati Grafena Pintar
Untuk mengatasi masalah kelangkaan sediaan pestisida organik, ramah lingkungan dan terjangkau. Serta mitigasi dampak cemaran pestisida kiia pada lahan pertanian. Berkolaborasi dengan DR. Ir. Sapto Supono MSi - ahli, praktisi dan pengamat pertanian, tim riset AGIC mengembangkan seri produk G-Bio Pesticide, pestisida organik pintar yang mampu memberantas hama spesifik secara efektif. Tapi juga mampu membantu mengurangi dampak cemaran penggunaan pestisida kimia.
Admin Laman AGIC
8/31/20253 min baca
Klik gambar diatas untuk melihat VClip YouTube terkait. Kredit ke Channel The Soil Story, untuk ujicoba.
Sebenarnya tidak ada kelangkaan pestisida global, melainkan lebih pada krisis polusi pestisida yang semakin meningkat dan resiko terhadap lahan pertanian dan sumber daya air. Dengan meningkatnya populasi global dan permintaan bahan pangan, penggunaan pestisida diproyeksikan akan meningkat, dan hampir dua pertiga lahan pertanian dunia sudah beresiko terpapar polusi, terutama di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi dan kekurangan air. Situasi ini mengharuskan peralihan ke pertanian berkelanjutan dan pengendalian hama terpadu (PHT) untuk mengurangi kerusakan lingkungan. (Jian Chen, dkk., 2025).
Mengapa pestisida organik penting? Karena pestisida organik merupakan bagian penting dari pertanian organik, yang meningkatkan kesehatan lingkungan dengan mendukung keanekaragaman hayati, meningkatkan kesehatan tanah, dan mengurangi polusi. Pestisida organik juga penting bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan bahan kimia sintetis berbahaya, sehingga dapat mengurangi resiko berbagai penyakit. Dengan terurai lebih cepat dan seringkali lebih selektif, pestisida organik merupakan pendekatan pengendalian hama yang lebih berkelanjutan dibandingkan pestisida kimia konvensional.
Kelebihan dan kekurangan pestisida organik dibandingan dengan pestisida kimia. Pestisida organik menawarkan keunggulan sepeti toksisitas yang lebih rendah, keberlanjutan, ramah lingkungan, dan residu pada produk pangan yang minimal, melindungi serangga bermanfaat dan memperbaiki kesehatan tanah. Namun, pestisida organik seringkali kurang persisten, sehingga membutuhkan aplikasi yang lebih sering untuk serangan hama yang parah dan potensial menjadi lebih mahal. Pestisida kimia, meskipun lebih persisten dan lebih murah, menimbulkan resiko kesehatan dan lingkungan yang lebih besar karena tingkat toksisitasnya yang lebih tinggi, persistensinya di lingkungan, dan kekhawatiran akan residu yang lebih tinggi.
Dapatkah pestisida berbasis Grafena menjadi pilihan yang lebih baik? Pestisida berbasis grafena menunjukan potensi manfaat yang lebih baik dibandingkan metode tradisional dengan meningkatkan efisiensi pestida kimia, memungkinkan pengurangan dosis dan pelepasan berkelanjutan. Namun, meskipun dapat meningkatkan efikasi, pestisida berbasis grafena tidak secara otomatis "lebih baik" dari pada semua jenis pestisida lainnya, terutama jika mempertimbangkan potensi bahaya dari bahan grafena terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta manfaat inheren dari beberapa pestisida organik. (E. Lampiri,dkk., 2025).
Perbandingan pestisida organik vs. pestisida kimia vs. pestisida grafena. Pestisida Organik: seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja dan lebih banyak tenaga kerja serta waktu, terutama pada metode perlakuaan manual. Pestisida kimia: dapat memiliki efek kesehatan jangka panjang yang negatif bagi manusia, dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Pestisida grafena: menawarkan efikasi dan penghantaran yang lebih baik untuk bahan kimia tetapi menimbulkan potensi masalah toksisitas yang tidak ada pada pestisida organik dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dipahami sepenuhnya.
Bagaimana jika disintesa produksi hanya dari biomasa? Bio-pestisida berbasis komposit partikel nano (NPs)-grafena, biasanya tidak dianggap organik. Meskipun komponen grafena mungkin berasal dari biomasa, proses pembuatan bahan partikelnano (NPs) dan penggunaan selanjutnya dalam pertanian melibatkan modifikasi sintetis dan intervensi teknologi yang mendorongnya keluar dari definisi organik yang ketat. Manfaat fungsionalisasi partikelnano (NPs)-grafena, baik pada pupuk maupun pestisida; meningkatkan efisiensi fotosistesis untuk aplikasi daun. Sementara untuk aplikasi tanah: sebagai EPN Slow releaser, meningkatkan sifat elektrokimia tanah, mendorong penyerapan nutrisi oleh sistem akar, meningkatkan laju aplikasi pupuk dan pestisida, mengurangi polusi permukaan lahan pertanian, dan meningkatkan efisiensi serta konservasi baik untuk pupuk maupun pestisida. (Wang, dkk., 2023), yang pada akhirnya mengarah pada peningktan produktifitas dan keberlanjutan lahan pertanian.
Tantangan pestisida berbasis grafena meliputi perlunya sistesis dan fungsionalisasi yang optimal untuk meningkatkan efikasi, mengurangi potensi toksisitas dan resiko lingkungan akibat pelepasan serta agregasi, efektifitas biaya dan keterjangkauan untuk penggunaan pertanian secara luas, mendapatkan dukungan regulasi dan penerimaan konsumen, terkait masalah keamanan pangan, mengatasi masalah produksi skala komersial dan hasil panen yang rendah. (Kamal Rana, dkk., 2024).
Bagaimana jika kita dapat mensintesa produksi rangkaian produk Bio-Pestisida berbasis komposit PartikelNano (NPs)-Grafena ini, hanya menggunakan bahan limbah biomasa pertanian saja, serta tanpa atau minimal penggunaan bahan kimia industri? Mengatasi tantangan di atas dalam mengembangkan bio-pesisida berbasis grafena, terjangkau dan siap pasar. Berkolaborasi dengan DR. Ir. Sapto Supono, MSi., seorang pakar, praktisi dan kritisi pertanian. Tim riset & pengembangan produk dari AGIC, terus mengembangkan rangkaian produk Smart G-Bio Pesticide yang terjangkau, berbasis perkursor limbah biomasa pertanian 100%, dengan memanfaatkan teknologi paten kami yang berkelanjutan, ramah lingkungan, paling terjangkau serta dapat diproduksi secara komersial.
Admin Laman Web AGIC.